• A
  • pakita
  • ss
  • ekarwa

Selamat Datang di Website MAN 1 Kendari

Banner

Jajak Pendapat

Bagaimana pendapat anda mengenai web sekolah kami ?
Sangat bagus
Bagus
Kurang Bagus
  Lihat

Statistik


Total Hits : 659831
Pengunjung : 198157
Hari ini : 33
Hits hari ini : 74
Member Online : 2
IP : 34.231.180.210
Proxy : -
Browser : Opera Mini

Status Member

  • Achmad Nurdaim (Alumni)
    2019-08-24 07:46:49

    galau men

Plt Kakanwil Kemenag Sultra : Membangun Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin Sebagaimana Profil ke-Ras




Kendari, (Humas Sultra) --- Plt. Kakanwil Kemenag Sultra, H Zainal Mustamin membuka Bimtek Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru dan Tenaga Kependidikan MAN 1 Kendari dan MTsN 1 Kendari Tahun 2023.

Hadir, Kabid Pendidikan Madrasah, Sitti Mardawiyah Kasim, Kabag Tata Usaha, H Muh. Saleh, Kepala Kemenag Kota Kendari, M Lalan Jaya, Kepala MAN 1 Kendari, La Tangkalalo, Kepala MTsN 1 Kendari, Mappataliang, para Guru dan Tenaga Kependidikan lingkup MAN 1 Kendari dan MTsN 1 Kendari, Minggu, (19/2/2023).

Pergerakan Madrasah dirasakan banyak mengalami kemajuan. Baik MAN 1 Kendari maupun MTsN 1 Kendari adalah icon pendidikan Sulawesi Tenggara di ibukota provinsi. 

Kakanwil mengatakan, Madrasah harus memiliki performa yang baik agar bisa dihargai. Sebagaimana materi yang disampaikan dalam kesempatan ini, terkait 'Profil Pelajar Rahmatan lil Alamin dalam bingkai 3B'.

Diungkapkannya, terdapat 4 keyword atau kata kunci, yakni profil, pelajar, Rahmatan lil Alamin dan bingkai 3B. Profil adalah gambaran secara keseluruhan untuk mengetahui sesuatu secara menyeluruh. Bagaimana bentuk madrasah dan apa yang dilakukan, maka cukup dengan melihat profilnya terlebih dahulu. Profil adalah gambaran kekhasan baik personal maupun lembaga. 

"Profil yang ditampilkan kadang-kadang harus bombastis agar profil itu dapat menarik orang dan mendalami maksudnya," ungkapnya.

Kata kunci kedua adalah pelajar, sinonimnya adalah murid atau siswa. Pelajar adalah pemburu ilmu dan satu tingkat di atasnya disebut pembelajar. Pembelajar yaitu orang yang belajar secara terus-menerus tidak terikat dengan jadwal, maka guru bisa masuk dalam kategori pembelajar yang tidak pernah berhenti untuk belajar. Kalau dia terus belajar dari waktu ke waktu, maka dia akan menjadi pembelajar sejati. 

"Guru tidak hanya sekedar menjadi guru (teacher) tapi juga pembelajar (learner). Teacher hanya mentransfer tapi kalau learner sekaligus belajar dan mengajarkan keseluruhan aspek-aspek yang dibutuhkan dalam meningkatkan kompetensi anak," jelasnya.

"Kita harus menjadi pembelajar yang meningkat dari sekedar sebagai pelajar. Jangan sampai guru masih berada di tahap murid dalam sikap dan perilaku. Kalau ada di antara guru yang masih dinasehati dan ditegur, maka sesungguhnya dia masih murid. Misalnya terkait disiplin dan kehadiran," tambahnya.

Menurut Kakanwil, hal-hal yang seperti ini sudah selesai dan yang menyelesaikan adalah teknologi sistem presensi. Tapi, kalau presensinya bagus namun kesadaran atau komitmennya rendah maka teknologi bisa disiasati. Karena komitmennya rendah menjadi tidak sebanding. 

Tugas guru adalah mengarahkan, membimbing, mendidik, bukan dibimbing dan diarahkan. Karena itu dirinya meminta madrasah harus bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Namun bukan beradaptasi tanpa modifikasi. Untuk membuka mindset dan pikiran, madrasah membutuhkan sebuah program khusus yang menjadi nilai lebih dari Madrasah dan  tidak ada di tempat lain, dan itu menjadi daya tarik. 

"Kita butuh orang-orang yang bisa berlari dan bergerak bersama untuk kita petakan. Maka kita harus meningkat dari teacher menjadi learner, atau pembelajar yang tidak pernah berhenti belajar. Pembelajar yang mempersiapkan dirinya secara matang menjadi bagian dari sebuah kemajuan yang mengantarkan madrasah kita untuk maju," ujarnya.

Keyword ketiga yaitu Rahmatan lil alamin di mana kehadiran kenabian Rasulullah SAW yang saat ini bertepatan dengan momentum Isra mi'raj. Kakanwil memaparkan, Keseluruhan ajaran yang dibawa menyangkut tauhid, syariah dan akhlak, benang merahnya adalah Rahmatan lil alamin. 

'Sesungguhnya aku tidak diutus untuk membawa ajaran ini  kecuali untuk menjadi rahmat bagi semesta alam'. Ini semua perintah keagamaan mulai dari ajaran ketauhidan, ajaran syariat sampai pada implementasi akhlak. Sesungguhnya benang yang menghubungkannya sehingga dia menjadi satu jahitan itu adalah Rahmatan lil alamin.

Rahmat bagi seru sekalian alam. Dia menyeru sekalian alam. Alam itu terdiri dari dua yaitu makrocosmos dan mikrocosmos. Alam makrocosmos meliputi seluruh jagat raya semesta bumi dan langit. Dan mikrokosmosnya itu adalah manusia.
Jadi dimensi kelangitan dan dimensi kebumian itu terletak dalam diri manusia.

"Karena itu para siswa menyebut bahwa manusia itu adalah masterpiece ciptaan Tuhan. Puncak kesempurnaan ciptaan Tuhan itu ada pada manusia yang di dalamnya bersifat makrokosmos tapi keseluruhan jagad makrocosmos itu tersimpul di dalam mikrocosmos manusia," paparnya.

"Kita ingin memiliki pemahaman yang sama tentang bagaimana membentuk profil pembelajar yang Rahmatan lil alamin. Salah satu hukumnya yang berlaku adalah hukum keseimbangan. Segala sesuatu yang ada di dunia ini berjalan sesuai hukum keseimbangan secara teratur. Jika tidak seimbang maka akan terjadi kekacauan," imbuhnya.

Kakanwil menegaskan, Profil pelajar yang Rahmatan lil alamin itu harusnya terinspirasi dari nuansa Islami sebagaimana 4 profil keRasulan. 

Pertama, Siddiq, berlaku jujur membenarkan yang benar dan menyalahkan yang memang salah.

 Kedua tablig atau penyampai. Guru itu tugasnya menyampaikan ayat-ayat dan tanda-tanda. Berani menyampaikan kebenaran dan kebenaran yang disampaikan itu tidak boleh tergadaikan oleh sesuatu yang tidak benar. Guru yang terinspirasi dengan profil tablig ini harus senantiasa tegar.
 
"Ketiga amanah atau terpercaya. Karena kepercayaan itu maka kita bisa diandalkan untuk bisa menyelesaikan masalah dan sebagainya, dan itu kita lakukan secara profesional. Negara dan daerah kita membutuhkan orang-orang yang berkredibel dan berintegritas tinggi. Saat ini banyak orang yang menjual integritasnya karena sesuatu. Guru yang berintegrasi adalah yang menjalankan tugasnya dengan jujur yang bersungguh-sungguh untuk membimbing dan mendampingi anak-anak," sambungnya.
 
Keempat Fathonah atau cerdas. Jadi profil pembelajar yang Rahmatan lil alamin itu harus cerdas, profesional. Memiliki kemampuan untuk menguasai persoalan sekaligus bisa menyelesaikan persoalan. Memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual. 
Untuk bisa memiliki karakter ini, maka harus memiliki ilmu pengetahuan yang terus dipelajari baik melalui pembelajaran, inspirasi atau Ilham dari Tuhan. 

"Untuk memudahkan semua itu, maka kita ikat dia dengan tagline 3B (Bersama, Bersatu, Bersaudara) agar profil pelajar rahmatan lil alamin itu bisa lebih mudah dilaksanakan dan diimplementasikan, tidak hanya teori," pungkasnya.

Sumber : -
Penulis : Wa Ode Asnani. S. IP
Editor : Waliullah. S. IP



Share This Post To :




Kembali ke Atas


Berita Lainnya :





   Kembali ke Atas