Irwansyah Nawawi, S.Pd., M.Pd., sapaan akrabnya Pak Irwan, lahir di Kolaka, 10 Agustus 1987. Beliau adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Sejak kecil, Pak Irwan dibesarkan dalam keluarga sederhana yang menjunjung tinggi nilai pendidikan dan agama. Menjadi anak sulung membuatnya terbiasa mengemban tanggung jawab lebih besar dibanding adik-adiknya. Beliau tumbuh sebagai pribadi yang sabar, tekun, dan mandiri.
Kini, Pak Irwan tinggal di Andonohu, Jalan Sriwijaya. Kehidupan sehari-harinya penuh dengan pengalaman sederhana. Namun, justru itulah yang menanamkan semangat belajar dalam dirinya. Beliau percaya bahwa pendidikan adalah jalan terbaik untuk meraih cita-cita dan masa depan yang lebih baik.
Pendidikan dasarnya ditempuh di SD Negeri 1 Puuwatu. Sejak duduk di bangku SD, Pak Irwan dikenal sebagai anak yang rajin, disiplin, dan aktif di sekolah. Setelah lulus SD, Beliau melanjutkan ke SMP Negeri 3 Kendari. Masa remaja di SMP membuatnya semakin bersemangat dalam belajar. Ia tidak hanya rajin mengikuti pelajaran, tetapi juga mulai menekuni kegiatan sekolah lainnya.
Setelah menamatkan SMP, Pak Irwan diterima di SMA Negeri 6 Kendari, salah satu sekolah favorit di daerahnya. Masa SMA merupakan periode penting dalam hidupnya. Di sinilah Beliau mulai memikirkan cita-cita masa depan. Beliau bercita-cita menjadi seorang guru karena kagum dengan peran guru yang mampu mendidik dan membentuk generasi muda. Sejak saat itu, tekadnya semakin kuat untuk mengabdikan diri di dunia pendidikan.
Setelah lulus SMA, Pak Irwan melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Halu Oleo (UHO). Di kampus ini, Beliau menempuh studi hingga meraih gelar Sarjana Pendidikan. Tidak berhenti sampai di situ, Beliau juga melanjutkan pendidikan magister hingga memperoleh gelar Magister Pendidikan. Proses perkuliahan tentu penuh perjuangan, tetapi berkat ketekunan dan dukungan keluarga, semua bisa dilalui dengan baik.
Karier mengajarnya dimulai pada tahun 2012. Pak Irwan mulai mengajar mata pelajaran informatika dan langsung dihadapkan dengan tantangan bagaimana membuat pelajaran teknologi itu dapat dipahami oleh siswa. Pada tahun 2013, Beliau berhasil membimbing siswanya mengikuti lomba Informatika hingga meraih juara 3 tingkat provinsi. Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri sekaligus motivasi untuk terus berjuang di bidang pendidikan.
Namun, perjalanan sebagai seorang guru tidak selalu mudah. Banyak kesulitan yang dihadapi, terutama ketika harus mengajar siswa dengan berbagai karakter. Ada siswa yang rajin dan cepat memahami pelajaran. Ada pula yang sulit diatur dan butuh perhatian banyak. Dalam menghadapi hal itu, Pak Irwan selalu berusaha sabar. Menurutnya, seorang guru tidak hanya bertugas menyampaikan ilmu, tetapi juga harus menjadi pembimbing dan teladan bagi siswanya.
Di sekolah sebelumnya, Pak Irwan menghadapi kondisi yang cukup berat. Sebagian siswa kurang memperhatikan pelajaran karena harus membantu orang tua bekerja. Ada pula keterbatasan fasilitas belajar, seperti listrik dan sarana lainnya. Bahkan, sebagian orang tua siswa lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan pendidikan anak mereka. Situasi seperti itu menuntut kesabaran ekstra dari seorang guru. Meski demikian, Pak Irwan tidak pernah menyerah. Beliau terus berusaha mendekati siswanya, memberikan motivasi, serta mencari cara agar mereka tetap semangat belajar.
Menurutnya, pendidikan tidak hanya sebatas pengetahuan akademik. Lebih dari itu, pendidikan juga harus menanamkan nilai agama dan akhlak mulia. Oleh karena itu, Pak Irwan selalu berusaha menyisipkan nilai-nilai moral dalam setiap pembelajaran, agar siswanya tidak hanya cerdas, tetapi juga berkarakter baik.
Kini, Pak Irwan menjadi bagian dari tim mitra kurikulum dan tim IT di MAN 1 Kendari. Beliau merasa beruntung bisa berada di lingkungan kerja yang penuh kekeluargaan. Hubungan antarguru terjalin erat, saling mendukung, dan saling membantu satu sama lain. Suasana yang hangat ini membuatnya semakin betah dalam bekerja dan semakin bersemangat untuk mengajar.
Bagi Pak Irwan, meskipun masih ada siswa yang butuh perhatian lebih, hal itu bukanlah penghalang. Baginya, setiap anak memiliki potensi masing-masing yang bisa berkembang jika diberikan bimbingan yang tepat. Beliau percaya bahwa dengan kesabaran dan ketulusan hati, seorang guru bisa membentuk karakter siswa menjadi lebih baik.
Penulis Naskah, Siswa Kelas XII-7:
(1) Aliyah Muflih Shofwana
(2) Devi Yunita Talia
(3) Difanti Monora
(4) Efa Hidayah
(5) Lily Rahmawati
(6) Melani Aulia Sudirman
(7) Miftahul Jannah Pratiwi
Penyunting Naskah: Rahmat Said
Sumber Gambar: Aliyah Muflih Shofwana dkk., Siswa Kelas XII-7
Penyunting Gambar: Sayyid Alwan