Di balik keberhasilan siswa MAN 1 Kendari, ada sosok guru yang tulus mendidik dengan sepenuh hati. Salah satunya adalah Ibu Sumarni Fattah, seorang guru sejarah sekaligus pembina ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di MAN 1 Kendari.
Dalam wawancara bersama tim penulis siswa, Ibu Sumarni, sapaan akrabnya, berbagi kisah perjalanan hidupnya, pengalaman mengajar, serta harapan besar untuk siswa dan madrasah.
Ibu Sumarni lahir dan besar di Kendari. Saat ini Beliau tinggal di Jalan Tinorima, No. 12-B, Wuawua, Kendari. Beliau telah menempuh pendidikan program studi sejarah di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Kendari.
Sejak tahun 2014, Ibu Sumarni mulai mengabdikan diri di MAN 1 Kendari sebagai guru sejarah. Kecintaannya pada sejarah sudah tumbuh sejak duduk di bangku SMA sehingga mengantarkan Beliau memilih profesi guru sejarah.
Beliau juga berbagi pengalamannya dalam menghadapi siswa yang kurang menyukai sejarah. “Saya selalu melakukan pendekatan dan memberikan bimbingan. Bagi saya, semua pelajaran itu sama pentingnya,” ujarnya dengan penuh hangat.
Selain sebagai guru, Ibu Sumarni juga berperan penting sebagai “sekolah pertama” bagi anak-anaknya. Beliau dikaruniai empat orang anak, satu sudah bekerja, dua sedang kuliah, dan satu masih duduk di bangku kelas XI SMA. Kehangatan dan kebersamaan keluarga menjadi kekuatan besar dalam perjalanan hidupnya.
Sebagai guru sejarah, Beliau tak hanya mengajarkan teori di kelas. Ibu Sumarni kerap mengajak siswa berkunjung ke museum sebagai upaya mendekatkan mereka dengan peninggalan bersejarah. Meski keterbatasan situs sejarah di Sulawesi Tenggara menjadi tantangan, semangatnya tidak pernah surut.
Selain sebagai guru sejarah, Ibu Sumarni dipercaya sebagai pembina ekstrakurikuler PMR sejak tahun 2018. Di bawah asuhannya, PMR MAN 1 Kendari sering menorehkan prestasi, baik di tingkat kota maupun di luar Kendari. “Alhamdulillah, hampir setiap lomba yang kami ikuti, anak-anak selalu membawa pulang juara. Walaupun tidak selalu juara satu, tapi selalu membanggakan,” ucapnya penuh rasa syukur.
Untuk menyeimbangkan peran sebagai guru dan pembina, Beliau menekankan pentingnya manajemen waktu. “Kalau mengajar itu setiap hari, sedangkan pembinaan PMR sudah ditetapkan setiap hari Jumat. Jadi semua ada waktunya,” jelasnya.
Ibu Sumarni menyampaikan harapannya agar PMR MAN 1 Kendari semakin solid, berjaya, dan mampu berprestasi lebih banyak lagi di masa mendatang. Sementara itu, untuk madrasah, beliau menitipkan pesan khusus kepada siswa. “Selalu berbuat baik, jaga nama baik madrasah, guru, dan orang tua. Harapan saya, MAN 1 Kendari ke depan semakin berjaya dan berprestasi,” tutupnya penuh optimisme.
Dengan dedikasi dan semangatnya, sosok Ibu Sumarni menjadi teladan nyata bahwa seorang guru bukan hanya pengajar, tetapi juga pembimbing, penginspirasi, dan motivator bagi siswa di MAN 1 Kendari.
Penulis, Siswa Kelas XII-4: (1) Muh. Kehsan Fikriansyah
(2) Abdul Aziz
(3) Ahmad Fauzan Saleh
(4) Al Fatan Rahman
(5) Muhammad Alfath
(6) Muhammad Iman At Tsani Al Aydrus
(7) Mursyid Lathief Alang
(8) Muh. Zyulfaidil
Penyunting Naskah: Rahmat Said
Sumber Gambar: Muh. Kehsan Fikriansyah dkk., Siswa Kelas XII-4
Penyunting Gambar: Sayyid Alwan